Pramuka SMA Plus Al-Falah
Written By Unknown on Jumat, 12 April 2013 | 09.58
Pramuka MTs Al-Falah
Written By Unknown on Kamis, 11 April 2013 | 21.11
PPDB 2013/2014
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA & MTs Al-Falah Tahun Pelajaran 2013 / 2014 dimulai pada tanggal 12 April 2013.
Untuk teman-teman dan adik-adik yang akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMP dan SMA, kami undang kalian untuk segera mendaftar ke SMA Plus Al-Falah & MTs Al-Falah yang beralamat di Jl. Cikuda - Nanggerang KM. 2 Cileles Jatinangor Sumedang
Panduan & Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang dilakukan/ dikerjakan pada waktu dhuha atau pada waktu pagi hari yang sudah agak meninggi sampai sebelum datangnya shalat dhuhur (antara pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB). Jumlah bilangan raka’at shalat dhuha minimal dua raka’at dan maksimal dua belas raka’at dan dikerjakan setiap dua raka’at satu salam (jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka’at). Manfaat/ faedah shalat dhuha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang mengerjakannya/ melaksanakan shalat dhuha adalah dapat melapangkan dada dalam segala hal, terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.
Ayat-ayat yang paling baik dibaca dalam shalat dhuha: surat al-Waqi’ah, surat Asy-Syamsi, suratAdh-Dhuha, surat al-Kafirun, surat al-Quraisy, surat al-Ikhlas, dsb. Cara mengerjakan shalat dhuha sama seperti mengerjakan shalat fardhu, baik bacaan maupun cara mengerjakannya.
Niat shalat dhuha:
(Saya niat shalat dhuha dua raka’at karena Allah ta’ala.)
- Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
- Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
Doa yang selalu dibaca setelah selesai mengerjakan shalat dhuha:
Allahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, walbahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuk, Allahumma inkaana rizqi fis samma-i fa-anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’assiran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqi duhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-sholihiin…
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rizkiku berada di atas langit, maka turunkanlah; apabila berada di bumi maka keluarkanlah; apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh…“
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rizkiku berada di atas langit, maka turunkanlah; apabila berada di bumi maka keluarkanlah; apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh…“
Keutamaan Shalat Dhuha:
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda: “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: “Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
“Di perintahkan kepadaku oleh kekasihku Nabi SAW untuk berpuasa 3 (tiga ) hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 ( dua ) rakaat Shalat Sunnat Dhuha, dan supaya saya berwitir sebelum tidur.” ( HR Bukhari dan Muslim)
“Tidak ada yang memelihara shalat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwaabiin)” (HR. Ibnu Khuzaimah II/228, al Hakim dalam alMustadrak I/314 dan lainnya).
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah….(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami`: 6346)
Waktu Shalat Dhuha
“Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Bazrahimahumallah dalam Penjelasan Riyadush Shalihin menjelaskan bahwa sholat yang dimaksud adalah sholat Dhuha. Hadits ini juga menjelaskan bahwa waktu paling afdhol untuk melakukan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah terik.Anak-anak unta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Anjuran Sholat Dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
Artikel Penting Islami
PERHATIAN...!!!! Jika muncul "adf.ly" silahkan tunggu sebentar sampai muncul "SKIPAD/LEWATI" lalu klik "SKIPAD/LEWATI"
- 40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga.zip
- Al-Qur-an Sebagai Pedoman Hidup.zip
- Aqidah Shohihah Versus Aqidah Bathilah.zip
- Bekal Seorang Da'i.zip
- Hal-Hal yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.zip
- Interaksi Dengan Al-Quran.zip
- Inti Ajaran Islam.zip
- Jalan Golongan Yang Selamat.zip
- Jangan Dekati Zina.zip
- Kitab At-Tauhid.zip
- Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-quran dan As Sunnah.zip
- Malapetaka Akhir Zaman & Cara Mengatasinya.zip
- Menggapai Kehidupan Bahagia.zip
- Metode Pendidikan Anak Usia Pra Sekolah.zip
- Panah Setan.zip
- Panduan Praktis Menghitung Zakat.zip
- Pendidikan Anak Dalam Islam.zip
- Penyimpangan Kaum Wanita.zip
- Prinsip-prinsip Dasar Keimanan.zip
- Sehari di Kediaman Rasulullaah.zip
- Silaturrahim.zip
- Syarhu Ushulil Iman.zip
- Tsalatsul 'Ushul.zip
- Tuntunan Shalat Menurut Al-Qur'an dan As Sunnah.zip
IM3 School
IM3 School
IM3 School merupakan wadah komunitas yang disediakan oleh Indosat bagi siswa sekolah yang menggunakan nomor Indosat. Tersedia banyak program dan benefit yang menarik bagi siswa, guru, sekolah dan orang tua siswa
Benefit IM3 School
- Tarif khusus untuk komunitas sekolahmu
- Gratis biaya blokir/ buka blokir dan penggantian kartu yang hilang/ rusak (nomor sama sesuai dengan prosedur yang berlaku). Caranya ketik CID kirim ke 212 (gratis)
- Bisa berbagi kreativitas kamu dan sekolahmu di www.indosatschool.com
- Gratis SMS melalui www.indosatcommunity.com
- Benefit dari mitra Indosat khusus buat kamu
Registrasi
Ajak teman sekolahmu gabung dan seru-seruan di komunitas sekolahmu,. Caranya ketik *888*8*1*1*ID COM#OK
Mau tahu ID Sekolahmu?
Buruan hubungi Duta IM3 di sekolahmu ya
Atau ketik *888*8*1*2#OK
ASAL USUL BAHASA SUNDA
Written By Unknown on Selasa, 09 April 2013 | 00.17
Selasa, 09 April 2013
Bahasa Sunda dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Sesuai dengan sejarah kebudayaannya, bahasa Sunda dituturkan di provinsi Banten khususnya di kawasan selatan provinsi tersebut, sebagian besar wilayah Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi dimana penutur bahasa ini semakin berkurang), dan melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah.
Dialek bahasa Sunda
Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
* Dialek Barat
* Dialek Utara
* Dialek Selatan
* Dialek Tengah Timur
* Dialek Timur Laut
* Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.
Sejarah dan penyebaran
Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda. Namun demikian, bahasa Sunda juga dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap. Banyak nama-nama tempat di Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Ironisnya, nama Cilacap banyak yang menentang bahwa ini merupakan nama Sunda. Mereka berpendapat bahwa nama ini merupakan nama Jawa yang "disundakan", sebab pada abad ke-19 nama ini seringkali ditulis sebagai "Clacap".
Selain itu menurut beberapa pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturannya sampai di sekitar Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama "Dieng" yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda Kuna). Seiring mobilisasi warga suku Sunda, penutur bahasa ini kian menyebar. Misalnya, di Lampung, di Jambi, Riau dan Kalimantan Selatan banyak sekali, warga Sunda menetap di daerah baru tersebut.
Fonologi
Saat ini Bahasa Sunda ditulis dengan Abjad Latin dan sangat fonetis. Ada lima suara vokal murni (a, é, i, o, u), dua vokal netral, (e (pepet) dan eu (ɤ), dan tidak ada diftong. Fonem konsonannya ditulis dengan huruf p, b, t, d, k, g, c, j, h, ng, ny, m, n, s, w, l, r, dan y.
Konsonan lain yang aslinya muncul dari bahasa Indonesia diubah menjadi konsonan utama: f -> p, v -> p, sy -> s, sh -> s, z -> j, and kh -> h.
Undak-usuk
Karena pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Mataram-Islam, bahasa Sunda - terutama di wilayah Parahyangan - mengenal undak-usuk atau tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun, di wilayah-wilayah pedesaan/pegunungan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma (bagi orang-orang daerah Bandung terdengar kasar) tetap dominan.
Tradisi tulisan
Bahasa Sunda memiliki catatan tulisan sejak milenium kedua, dan merupakan bahasa Austronesia ketiga yang memiliki catatan tulisan tertua, setelah bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Tulisan pada masa awal menggunakan aksara Pallawa. Pada periode Pajajaran, aksara yang digunakan adalah aksara Sunda Kaganga. Setelah masuknya pengaruh Kesultanan Mataram pada abad ke-16, aksara hanacaraka (cacarakan) diperkenalkan dan terus dipakai dan diajarkan di sekolah-sekolah sampai abad ke-20. Tulisan dengan huruf latin diperkenalkan pada awal abad ke-20 dan sekarang mendominasi sastra tulisan berbahasa Sunda.
Bilangan dalam bahasa Sunda
Bilangan Lemes
1: hiji
2: dua
3: tilu
4: opat
5: lima
6: genep
7: tujuh
8: dalapan
9: salapan
10: sapuluh
Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Kelas XI Semester II
Written By Unknown on Senin, 08 April 2013 | 23.50
Senin, 08 April 2013
Presentasi Hasil Penelitian
1. Pengertian
Presentasi hasil penelitian adalah kegiatan menyampaikan hasil penelitian secara lisan dalam suatu forum seperti diskusi atau seminar
2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mempresentasikan hasil penelitian :
a Mencatat pokok-pokok yang akan disampaikan
b Meringkas pokok-pokok penelitian dengan kalimat yang runtut dan mudah dipahami
c Mempresentasikan hasil penelitian dengan bahasa yang baik dan benar
d Menanggapi masukan dari peserta diskusi secara terbuka dengan bahasa yang baik dan benar
3. Hal-hal pokok yang akan dipresentasikan berkenaan dengan :
a Judul penelitian
b Orang yang meneliti
c Waktu penelitian
Tempat penelitian
Sebab penelitian itu dilakukan
f Proses penelitian
g Hasil penelitian yang diperoleh
4. Unsur-unsur yang ada dalam forum diskusi atau seminar :
a Moderator à Orang yang mengatur jalannya diskusi
Presentator à Penyaji/ pemakalah dalam diskusi
Notulis à Orang yang mencatat jalannya diskusi
Notulis à Orang yang mencatat jalannya diskusi
Peserta à Semua yang terlibat dalam jalannya diskusi
5. Manfaat diskusi /seminar :
a Pelaksanaan sikap demokrasi
b Pengembangan latihan berpikir
c Pengujian sikap toleransi
d Menambah wawasan/pengetahuan
Pencapaian hasil optimal
Pencapaian hasil optimal
6. Alur kegiatan diskusi :
a) Moderator membuka acara diskusi
b) Moderator mempersilakan penyaji untuk mempresentasikan makalah
c) Penyaji mempresentasikan makalah dengan bahasa yang baik dan benar
d) Moderator mempersilakan peserta diskusi untuk memberikan tanggapan kepada penyaji
e Peserta diskusi memberi tanggapan atas makalah yang telah disampaikan ataupun tanggapan terhadap peserta lain.
f) Penyaji memberikan tanggapan balik terhadap pernyataan maupun pertanyaan dari peserta diskusi setelah dipersilakan moderator
g Notulis menyampaikan hasil diskusi setelah dipersilakan moderator
Moderator menutup diskusi
B. Membaca Cepat, Tajuk Rencana, Fakta dan Opini, serta Kalimat Majemuk
1. Pengertian membaca cepat
Membaca cepat yaitu kegiatan membaca dengan pengefektifan waktu yang menghindari cara-cara atau kebiasaan buruk dam proses membaca.
2. Kebiasaan positif dari membaca cepat
a Meningkatkan motivasi
b Melatih konsentrasi
Konsolidasi
d Mengatasi regresi
e Pengkondisian
f) Menggunakan teknik poriferi
g Menggunakan kata petunjuk
3. Pengertian tajuk rencana
Tajuk rencana adalah kolom pada surat kabar atau majalah yang mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang menjadi pusat perhatian masyarakat umum baik secara nasional maupun internasional.
4. Unsur tajuk yaitu berupa fakta dan opini
5. Isi tajuk :
Topik berita
Tujuan redaksi
c Pandangan dan visi redaksi
d Harapan redaksi
6. Fungsi tajuk :
a Sebagai kritik atas ketimpangan yang terjadi pada masyarakat
b Memberikan wawasan atau pengetahuan kepada masyarakat atas permasalahan yang menjadi fokus masyarakat
7. Tingkat kedalaman analisis masalah dalam tajuk rencana :
a Penulis hanya melaporkan masalah tanpa melakukan analisis
b Penulis melaporkan masalah dan menganalisis latar belakang serta jenis masalah
c Penulis melaporkan dan menganalisis masalah dengan teknik perbandingan, menerangkan sebab akibat, dan analaogi masalah
d Penulis melakukan analisis dan menghasilkan kesimpulan
e Penulis melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan menilai masalah
8. Pengertian Fakta dan Opini serta perbedaannya
Fakta adalah suatu kejadian atau peristiwa yang telah berlangsung yang dapat dijamin kebenarannya.
Opini adalah pandangan, gagasan, dan pendapat seseorang yang belum dijamin kebenarannya
FAKTA
|
OPINI
|
Pernyataan mutlak mengenai kejadian/ peristiwa
|
Pandangan dan pendapat tentang suatu hal
|
Kejadian yang dibahas telah berlangsung
|
Kejadian yang dibahas akan berlangsung
|
Dapat dijamin kebenarannya
|
Kebenarannya masih diragukan
|
Tidak dapat dibantah
|
Masih dapat dibantah
|
9. Pengertian kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal, terdiri atas 2 kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang terdiri atas kalimat tunggal yang polanya sederajat atau setara. Biasanya dihubungkan dengan kata hubung dan, tetapi, atau, sedangkan, dsb. Kalimat majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk yang polanya bertingkat atau tidak sederajat. Biasanya dihubungkan dengan kata hubung ketika, jika, sehingga, agar, dsb.
Langganan:
Postingan (Atom)